Homeliving Houseware

Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis di mana seseorang mencoba membuat orang lain meragukan persepsi, ingatan, atau realitas mereka. Tujuannya adalah agar korban merasa bingung, tidak percaya pada diri sendiri, dan akhirnya bergantung pada si pelaku untuk pemahaman akan kenyataan. Istilah ini berasal dari drama tahun 1938 berjudul Gas Light, yang diadaptasi ke dalam film, di mana seorang suami memanipulasi istrinya agar percaya bahwa dia gila.

Contoh Gaslighting:

  1. Menggugurkan Ingatan: Ketika seseorang mengingat kejadian dengan jelas, tapi pelaku membantahnya secara terus-menerus. Misalnya, jika seseorang mengingat diskusi yang mereka miliki dengan pasangan mereka mengenai rencana tertentu, namun pasangannya bersikeras, “Kita nggak pernah ngomongin itu. Kamu ngada-ngada,” hingga orang tersebut merasa ragu terhadap ingatannya sendiri.
  2. Memutarbalikkan Fakta: Misalnya, dalam hubungan yang tidak sehat, pelaku mungkin berkata, “Kamu selalu membuat segalanya jadi masalah,” padahal pada kenyataannya, pelaku yang sering memulai konflik. Akhirnya, korban merasa dirinya yang menyebabkan masalah.
  3. Menyalahkan Perasaan Korban: Pelaku mungkin merendahkan perasaan korban dengan berkata, “Kamu terlalu sensitif” atau “Kamu kebanyakan mikir” setiap kali korban merasa terluka. Ini membuat korban merasa perasaannya tidak valid.
  4. Mengubah Realitas: Dalam persahabatan, misalnya, jika ada yang sering mengingkari janji, tapi saat ditegur, dia berkata, “Kamu pasti salah ingat; aku nggak pernah janji apa-apa,” korban akan merasa kebingungan dan meragukan persepsi mereka sendiri.

Gaslighting bisa sangat berbahaya karena dapat menyebabkan korban kehilangan rasa percaya diri, merasa terisolasi, dan bahkan mengalami depresi.

Cara Mengatasinya

Menghadapi gaslighting bisa sangat sulit, tetapi ada beberapa langkah yang dapat membantu seseorang mempertahankan kewarasannya dan melindungi diri dari dampak psikologisnya. Berikut adalah cara-cara untuk menangani gaslighting:

  1. Kenali Tanda-tandanya
    Langkah pertama adalah mengenali pola gaslighting. Tanyakan pada diri sendiri apakah Anda sering merasa ragu pada ingatan, perasaan, atau persepsi Anda setelah berbicara dengan orang tersebut. Gaslighting biasanya membuat seseorang merasa salah terus-menerus atau seperti tidak bisa mempercayai dirinya sendiri.
  2. Dokumentasikan Percakapan
    Menyimpan catatan mengenai apa yang Anda alami atau diskusikan dengan pelaku bisa sangat membantu. Anda bisa menuliskan kejadian-kejadian yang terjadi, termasuk percakapan, janji, atau pernyataan yang dibuat. Catatan ini bisa menjadi referensi saat Anda mulai merasa bingung atau diragukan oleh pelaku.
  3. Percaya pada Intuisi dan Perasaan Anda
    Gaslighting membuat seseorang meragukan insting dan perasaannya sendiri. Usahakan untuk mempercayai apa yang Anda rasakan dan alami, meskipun pelaku terus-menerus membantahnya. Ingat bahwa emosi Anda valid dan penting.
  4. Cari Dukungan dari Orang Terpercaya
    Berbicaralah dengan orang-orang yang Anda percaya, seperti teman, keluarga, atau konselor. Dukungan mereka bisa membantu Anda mendapatkan perspektif objektif, memberikan kelegaan emosional, dan membantu Anda menyadari bahwa Anda tidak salah.
  5. Tetapkan Batasan dengan Pelaku
    Jika memungkinkan, tentukan batasan yang tegas dengan orang tersebut. Anda bisa menghindari percakapan pribadi atau menjelaskan bahwa Anda tidak akan menerima perilaku yang merendahkan. Jika ini sulit, pertimbangkan untuk mengurangi interaksi dengan mereka.
  6. Berikan Jarak Emosional
    Dalam situasi di mana Anda harus tetap berinteraksi (misalnya, dengan rekan kerja atau anggota keluarga), berikan jarak emosional. Fokuslah pada fakta daripada emosi selama percakapan dan jangan terlalu terpengaruh oleh kata-kata mereka.
  7. Pertimbangkan Bantuan Profesional
    Gaslighting dapat menimbulkan dampak emosional yang serius, termasuk kehilangan rasa percaya diri dan kecemasan. Terapi atau konseling bisa sangat membantu dalam memulihkan kepercayaan diri, mengembangkan strategi untuk melindungi diri, dan menyembuhkan dampak psikologisnya.

Menyadari dan menghadapi gaslighting membutuhkan kekuatan dan dukungan. Semakin Anda bisa mempercayai diri sendiri dan menetapkan batas, semakin kecil kemungkinan pelaku gaslighting bisa memanipulasi Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *